5 Fakta Mencengangkan Dunia, Aksi 212 di Indonesia

0
Aksi yang berlangsung sejak 2 Desember 2016 ini terkenal dengan sebutan “aksi 212”. Berkumpulnya jutaan manusia di Indonesia ini mecengangkan dunia. Apa saja yang menjadi sebab, berikut ulasannya
Jutaan Orang Berkumpul

1. Sholat Jum’at terbesar di dunia
Dalam aksi perdananya tahun 2016, jalanan kota Jakarta yang terpusat di Monas dipadati jutaan manusia. Saat itu karena bertepatan dengan hari Jum’at, sehingga menjadi aksi massa berupa sholat Jum’at terbesar di dunia, diperkirakan sekitar 7 juta umat muslim berkumpul dari berbagai daerah di Indonesia.

Dengan salah satu tuntutan awal dari aksi 212 adalah menjatuhkan hukuman kepada penista Al Quran Al Maidah ayat 51 yang saat itu dilakukan oleh Ahok yang masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.


2. Presiden dan Wakil Presiden Hadir

Tidak seperti demo sebelumnya yang memilih pergi mengontrol pembangunan di Bandara, pada aksi 212 tahun 2016, Presiden Jokowi beserta Wakilnya Jusuf Kalla ikut serta melaksanakan shalat Jumat.

Keduanya terlihat mengenakan pakaian putih sambil menenteng paying lantaran hujan deras yang turun. Kedatangan keduanya mendapat respon positif dari masyarakat, tak terkecuali ustadz Yusuf Mansur yang ikut menggunggah moment itu di akun instagramnya. Beliau mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada presiden dan semua pihak yang terlibat dalam aksi 212 ini.

3. Maulidan terbesar di dunia

Dalam aksi kedua 2 Desember 2017, jalanan kota Jakarta yang terpusat di Monas kembali dipadati jutaan manusia. Bertepatan dengan Maulid Muhammad SAW, sehingga aksi ini menjadi acara maulid terbesar di dunia, diperkirakan jutaan umat muslim berkumpul dari berbagai daerah di Indonesia.

4. Bersatunya Elemen Muslim 
Umat Muslim di Indonesia memiliki ciri khas dan model dakwah yang berbeda-beda, pada momentum 212 mereka bersepakat dan berkumpul bersama dengan satu tujuan Ukhuwah Islamiyah 

5. Long march 250 kilometer 

Sekitar 2.000 santri Pondok Pesantren Miftahul Huda II dan ratusan anggota ormas melakukan long march dari kampung halamannya di Ciamis, Jawa Barat, menuju Jakarta. Jarak 250 km itu mereka tempuh dengan berjalan kaki 4 hari 4 malam. Sudah barang tentu sangat melelahkan. Meski begiru mereka tetap bersemangat saat menjawab pertanyaan Ustad Erick Yusuf di belakang panggung aksi super­damai 2 Desember (212) di Monas itu. Bahkan, kalimat takbir berkali-kali dia teriakkan. “Allahu Akbar, Allahu Akbar,” pekiknya diikuti jamaah yang berdiri di sekitarnya. 
Semangat para santri dari Ciamis tersebut telah menginspirasi jamaah lain dari berbagai penjuru tanah air yang mengikuti aksi doa bersama itu. Sebab, ketua Yayasan Miftahul Huda II, Ciamis, Jawa Barat, tersebut datang ke Jakarta dengan cara tidak lazim. Jalan kaki! Ya, aksi jalan kaki itu merupakan hasil rapat komunitas pesantren Ciamis seminggu sebelum kegiatan doa bersama dan salat Jumat di Monas dilaksanakan. 
Cara tersebut ditempuh setelah kepolisian melarang jamaah menuju ibu kota dengan menggunakan angkutan umum seperti bus, truk, atau kendaraan pribadi. Rencana long march sejauh 250 kilometer itu kemudian di-share di media sosial Facebook. Tak terduga, responsnya luar biasa. 
“Dalam sekejap ada sekitar 18.000 orang yang berniat untuk bergabung. Kalau itu terjadi, pasti akan jadi isu nasional, bahkan dunia,” ungkap Nonop salah satu peserta long march. Setelah disaring, hanya 3.500 orang yang dianggap layak mengikuti long march. Mayoritas merupakan santri dan anggota ormas Islam berusia 17-18 tahun di Ciamis. Sejak berangkat Senin (28/11), peserta berjalan kaki mulai pukul 06.00 sampai 23.00. 
Mereka mengenakan pakaian serbaputih dan ikat kepala serta membawa bekal secukupnya. “Sesuai kesepakatan, setiap 30 kilometer kami berhenti di pos untuk istirahat,” cerita dia.



Leave A Reply

Your email address will not be published.