Sejarah Tahun Baru China atau Imlek di Indonesia, Dperbolehkan Sejak Tahun 200
INITU.ID – Tahun Baru China atau Hari Raya Imlek tahun ini akan diperingati pada 1 Februari 2022. Penetapan Hari Raya Imlek 2022 mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri: Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 963, 3, dan 4 Tahun 2021.
Pada 1 Februari 2022 ditetapkan secara resmi sebagai tanggal merah untuk memperingatu Hari Raya Imlek atau Tahun Baru China.
Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili juga menandai dimulainya tahun Shio Macan Air 2022.
Melansir China Highlight, Imlek sudah dirayakan sejak 3.500 tahun lalu. Sebagian meyakini Tahun Baru China atau Imlek berasal dari Dinasti Shang (1600–1046 SM). Ketika itu, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan sebagai wujud hormat kepada Tuhan dan leluhur. Ritual ini dilakukan di awal atau akhir tahun.
BACA JUGA
- Sejarah Tahun Baru China atau Imlek di Indonesia, Dperbolehkan Sejak Tahun 200
- Inilah Daftar Produk Laris Cocok Dijual Saat Ramadhan
- Penampakan Museum Surabaya di Gedung Siola Jalan Tunjungan
- Doa Saat Mendengar Adzan, Arab, Latin dan Artinya
- Kronologi Kecelakaan Vanessa Angel dan Suaminya di KM 672 Jombang
Kemudian pada era Dinasti Zhou, Imlek diadakan bukan hanya sebagai bentuk penghormatan pada Tuhan dan leluhur, tapi juga sebagai momentum mempersembahkan hasil bumi sebagai bentuk syukur dan terima kasih atas panen yang masyarakat dapatkan. Selain itu, ada mitos yang juga mengiringi kemunculan perayaan Imlek.
Mengutip Chinese New Year, menurut legenda, di setiap malam tahun baru akan datang monster bernama Nian. Kebanyakan orang akan bersembunyi masuk ke dalam rumah. Tetapi, seorang anak berani keluar untuk menghadapinya dengan membunyikan petasan. Keesokan harinya, orang-orang merayakan keselamatan hidup mereka dengan menyalakan lebih banyak petasan.
Warga keturunan Tionghoa melakukan sembahyang sebagai ungkapan syukur merayakan Tahun Baru Imlek 2568 dengan Shio pada imlek tahun ini adalah Ayam Api.
Satu hal yang paling identik dengan perayaan Imlek adalah penggunaan warna merah di berbagai detail, mulai dari pakaian hingga dekorasi masyarakat yang merayakannya. Namun, selain itu ada sejumlah tradisi yang juga selalu ada di setiap perayaan Imlek. Tradisi itu misalnya mendekor ruangan dengan pernak-pernik khas Imlek, memberikan persembahan pada leluhur, santap malam bersama keluarga di malam sebelumnya.
Tidak ketinggalan memberikan angpau dengan amplop berwarna merah, menyalakan petasan dan kembang api, kemudian menyaksikan pertunjukan barongsai. Saat makan bersama dengan keluarga besar, ada sejumlah menu makanan yang biasanya wajib dihidangkan di meja, karena memiliki makna yang baik bagi mereka.
Sejumlah makanan menjadi simbol kemakmuran seperti dumpling, spring roll, dan jeruk mandarin sebagai simbol kesejahteraan; bola-bola nasi sebagai simbol kebersamaan keluarga; mie sebagai simbol kebahagiaan dan panjang umur; serta kue beras sebagai simbol pendapatan atau posisi yang lebih tinggi.
Sejarah Imlek di Indonesia
Semenjak kepemimpinan Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur, perayaan imlek diperbolehkan di tempat umum.
Gus Dur mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tentang tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Tiongkok.
Kemudian Gus Dur menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000, sehingga masyarakat Tionghoa di Indonesia dapat merayakan Imlek secara terbuka.