Contoh Makalah Perkembangan Piaget

0

 

 Pendahuluan

 

Berkembang sebuah opini bahwa seorang anak tumbuh dengan sendirinya perkembangan kognitif yang seiring dengan bertambahnya usia. Dan arti perkembangan kogninif hanya seputar pandai dalam ilmu matematika dan sebangsanya. Padahal pengetahuan tidak diterima begitu saja , ada hubungan antara lingkungan , apapun lingkungan tersebut – dengan objek yaitu, anak. Tanpa kegiatan aktif membentuk pengetahuan dalam pikirannya seseorang tidak akan tahu sesuatu.

Menurut Piaget, pengertian seseorang itu mengalami perkembangan dari lahir sampai menjadi dewasa , dengan melalui tahap – tahap yang berurutan dan saling berkesinambungan . awal dan perkembngan tahap – tahap teersebut dapat berbeda untuk setiap pribadi.                                                  

 

DAFTAR ISI

 

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3    

BAB    I. PERKEMBANGAN KOGNITIF

A.    Beberapa konsep dalam teori Piaget …………………………. 4

B.     Garis Besar Tahap Perkembangan

Kognitif ………………………………………………………… 6

BAB    II. TAHAP SENSORIMOTOR

                 (USIA 0-2 TAHUN) ……………………………………………… 7

A.    Periode-periode Sensorimotor …………………………………. 8

B.     Pembentukan Skema Objek ……………………………………. 9

C.     Ciri-ciri Intelegensi …………………………………………….. 9

BAB    III. TAHAP PRAOPERASI

                  (USIA 2-7 TAHUN) ………………………………………………10

A.    Pemikiran Simbolis atau Semiotik ……………………………. 10

B.     Bahasa ………………………………………………………… 11

C.     Pemikiran Intiutif ………………………………………………12

D.    Ciri-ciri Pemikiran yang Lain ………………………………….12

BAB    IV. TAHAP OPERASI KONKRET

                  (USIA 7-11 TAHUN) …………………………………………….13

A.    Transformasi Reversibel ……………………………………….13

B.     Sistem Kekekalan (Koservasi) …………………………………13

C.     Ciri-ciri Pemikiran Operasi konkret

yang lain ……………………………………………………….14

BAB    V. TAHAP OPERASI FORMAL

                 (USIA 11 TAHUN KEATAS) …………………………………….14

A.    Perkembangan Deduktif Hipotesis ……………………………..14

B.     Pemikiran Induktif Saintifik ………………………………….…15

C.     Pemikiran Abstraktif Reflektif ……………………………….…15

D.    Skema – skema Operasi Formal ……………………………….. 15

E.     CIRI – CIRI PEMIKIRAN YANG LAIN …………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………16

 

 

BAB I 

PERKEMBANGAN KOGNITIF

 

 

A.   I Beberapa Konsep dalam Teori Piaget

Menurut Piaget , pengertian seseorang itu mengalami perkembangAn dari lahir sampai menjadi dewasa. Secara garis besar , Piaget membedakan empat tahap dalam perkembangan kognitif seorang anak: (1) tahap sensoimotor yang terjadi sejak anak lahir sampai berumur 2 tahun,(2) tahap praoperasi pada umur 2 sampai 7 tahun, (3) tahap operasi konkret pada umur 7 sampai 11 tahun, (4) tahap operasi

Formal pada umur 11 tahun keatas.

Namun ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan kognitif Piaget :

 

1.      Intelegensi

Claparede dan Stern mendifinisikan intelegensi sebagai suatu adaptasi pada lingkungan baru (Piaget,1981,hal.9).

Gardner(1993) menjelaskan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan-persoalan atau mengahasilkan produk. Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas dan tidak mendefinisikannya secara ketat. Ia memberikan beberapa definisi umum yang lebih mengungkapkan orietasi biologis.

Intelegensi adalah suatu contoh khusus adaptasi biologis ………(Origins of   Intellegence, hlm.3-4, dalam Ginsburg & Opper, 1988).

Intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua yang  menghasilkan presepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensorimotor diarahkan …(Piagget,1981,hlm.6) .

Secara progesif, dapat dikatakan bahwa :

Intelegensi membentuk keadaan ekuilibrium , ke arah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan kognitif dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antara organisme dan lingkungan mengacu(Piaget,1981,hlm.11).

2.      Organisasi

Organisasi menunjuk pada tendensi semua species untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses mereka dalam suatu sistem yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis.contoh , bayi yang masih sangat muda menpunyai kemampuan untuk melihat benda atau menjamahnya. Pada awalnya , ia tidak menggabungkan kedua tindakan itu. Setelah beberapa waktu, ia mulai mengorganisasikan kedua tindakan tersebut. Oleh karena itu organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur, baik psikis maupun psikologis, dalam suatu sistem yang lebih tinggi.

3. Skema

Skema adalah suatu struktur mental seseorang di mana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema bukanlah benda yang  nyata yang dapat dilihat , melainkan suatu rangkaian proses dalam sistem kesadaran orang. Oleh karena itu , skema tidak dapat dilihat (Wadswort, 1989) .

Skema seorang anak akan terus menerus berkembang menjadi skema orang dewasa. Misalnya, gambaran anak tentang Monyet. Pada awalnya, gambaran anak itu sangat sederhana karena didasarkan pada cerita orangtuanya atau pengalamannya pertama kali melihat Monyet. Semakin ia menpunyai banyak pengalaman dengan berbagai macam Monyet , skemanya tentang Monyet  semakin berkembang menjadi Orangutan, Simpanse dan sebagainya.

 

4.      Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan presepsi, konsep, atau pengalaman baru ke dalam  skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi juga sebuh kecenderungan organisme untuk mengubah lingkungannya guna menyesuaikannya dengan dirinya sendiri.

            Menurut Wadsworth, asimilasi tidak menyebabkan perubahan skema, tetapi mengembangkan skema. Misanya , seorang anak yang mempunyai konsep tentang Kuda . Dalam pikiran anak tersebut Kuda adalah binatang berkaki empat, makan rumput  berwarna hitam .Dalam perjalanan hidupnya, anak itu bertemu dengan bermacam-macam kuda yang lain warnanya , tidak sedang makan rumput tapi  dedak dan sedang menarik gerobak. Berdasarkan itu anak akan melengkapi skemanya menjadi dilengkapi dan di kembangkan.

 

5.      Akomodasi

Kecenderunan organisme untuk merubah dirinya sendiri guna menyesuaikan diri  kelilingnya. Hal ini terjadi kerena skema yang ada dalam pikiranya tidak cocok . Dalam hal ini orang tersebut dapat membuat dua hal : (1) membentuk skema baru yang dapat cocok dengan rangsangan yang baru, atau (2) memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan itu.Misalnya, seorang anak mempunyai skema bahwa semua benda padat akan tengelam dalam air, karena ia mengaabstraksikannya terhadap pengalamannya akan benda-benda yang dimasukkannya dalam air . Suatu hari, ia melihat beberapa benda padat yang terapung di atas sungai ia merasa skemanya tidak sesuai, ia mengalami konflik dan harus mengadakan perubahan pada skema lamanya dengan membentuk skema baru yang berisi : tidak semua benda padat tenggelam dalam air.

 

 

6.      Ekuilibrasi

Dalam perkembangan kognitif, diperlukan kesetimbangan antara Asimilasi dan Akomodasi. Proses inilah yang dinamakan Ekuilibrium, yaitu pengaturan diri mekanis (mechanical self-regulation) . Menurut Werner (1959) bertolak dari prinsip ortogenik. Dia menunjukkan bahwa perkembangan individu berlangsung melalui proses teratur yang akhirnnya mencapai suatu diferrensiasi yang semakin tinggi. Misalnya, motorik yang semula kasar menjadi makin halus; hal ini berlaku pula untuk perkembangan bahasa).

 

7. Adaptasi

Semua organisme di lahirkan mempunyai kecenderungan untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan. Cara beradaptasi berbeda bagi setiap jenis mahluk .

Adaptasi terjadi dalam suatu proses Asimilasi dan Akomodasi.

8.      Pengetahuan Figuratif dan Operatif

Piaget membedakan antara pengetahuan figuratif dan pengetahuan operatif. Pengetahuan figuratif didapatkan dari gambaran langsung seseorang terhadap objek yang dipelajari. Misalnya , pengetahuan akan nama-nama barang dan nama-nama kota. Pengetahuan operatif didapatkan karena orang itu mengadakan operasi terhadap objek yang dipelajari . Misalnya pengetahuan anak akan kaitan nama kota dengan situasi manusia dan dengan kota-kota lainnya.

 

 

B.I       GARIS BESAR TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF

Secara garis besar Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif  seorang anak menjadi empat tahap :

1.      Tahap Sensorimotor (usia 0 –2 tahun)

2.      Tahap Praoperasi (usia 2 –7 tahun)

3.      Tahap Operasi Konkret ( usia 7 –11 tahun)

4.      Tahap Operasi Formal (usia 11 tahun ke atas)

Tahap

Usia

Ciri Pokok Perkembangan

Sensorimotor

0 –2 tahun

. Berdasarkan tindakan

. Langkah demi langkah

Praoperasi

2 – 7 tahun

.penggunaan simbol / bahasa    tanda

. Konsep Intiutif

Operasi Konkret

7 –11 tahun

. Pakai aturan jelas/logis

. Reversibel dan kekekalan

Operasi Formal

11 tahun ke atas

. Hipotesis   

. Abstrak

. Deduktif dan Induktif

. Logis dan Probalitas

 

 

 

 

 

BAB II

TAHAP SENSORIMOTOR

 

Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar usia 2 tahun. Tahap ini dinamakan oleh Piaget tahap  Sensorimotor (Piaget & Inhelder, 1969: Piaget, 1981).

Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai benda berkembang dari periode “ belum mempunyai gagasan”  menjadi  “sudah menpunyai gagasan”.

Gagasan  tentang benda berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu juga belum terkoordinasi dengan baik.

            Konsep anak tentang kausalitas (sebab akibat) pada tahap ini juga berkembang dari “ belum mempunyai konsep”  menjadi  “ mempunyai konsep” .

Konsep kausalitas ini juga berkembang sejalan dengan konsep ruang dan waktu anak.  Semakin anak memahami konsep ruang dan waktu secara lengkap ,pemahamannya mengenai kosep kausalitas berkembang secara benar.

            Intelegensi sensorimotor, meskipun didasarkan pada tindakan anak ,sangat membantu perkembangan anak dalam memecahkan persoalan. Misalnya , seorang anak hendak menggapai suatu benda yang terletak jauh darinya . Dengan menggerak-gerakkan tangannya, anak ini mencoba meraih benda tersebut , namun tidak berhasil. Akhirnya ,dalam perkembangan waktu ,ia mencoba menggerak–gerakkan tongkat yang ada didekatnya kearah benda tersebut dan berhasil mengambilnya.

      Menurut Piaget , mekanisme perkembangan sesorimotor ini menggunakan proses asimilasi dan akomodasi . Tahap–tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi yang baru.

Pada waktu lahir (usia 0-1 bulan), tingkah laku bayi lebih refleks. Tindakannya didasarkan pada refleks yang dibuat terhadap rangsangan dari luar. Waktu itu, belum ada diferensiasi objek. Pada usia 1-4 bulan, bayi mulai membuat deferensiasi objek dan koordinasi mata dan suara . pada usia 4-8 bulan, bayi mulai membuat reproduksi akan tindakan-tindakan yang menarik. Ia mulai membedakan antara sarana dan tujuan . Pada usia 8-12 bulan , Ia mulai menggunakan sarana untuk mencapai tujuan, melihat permanensi benda, dan sadar bahwa benda lain dapat menjadi sebab tindakannya. Pada usia 1 tahun lebih (12-18 bulan) , tingkah laku intelegensi anak muncul. Ia mencoba mencari pemecahan melalui eksperimen, trial and error. Pada akhir tahun ke dua (18-24 bulan),anak mulai mampu menggambarkan objek dan kejadian dengan simbol.Kemampuan ini membebaskannya dari intelegensia sensorimotor dan berkembang ke intelegensi representasional. Pada perode terakhir ini ,aspek mental sudah banyak berperan.

B.II     PEMBENTUKAN SKEMA OBJEK

Pada periode refleks, bayi belum mempunyai konsep benda. tindakan refleks lebih menjawab rangsangan dan situasi yang dihadapi, tidak lebih dari suatu kausalitas yang ada pada presepsi. Pada periode ini juga belum ada konsep akan objek , meski bayi dapat memanggil orang tuanya dengan menangis. Tetapi, sewaktu bayi mulai melihat benda dengan mata dan menggerakkan kepala kearah suara , mulailah konsep permanensi suatu benda, namun masih belum dapat menemukan benda yang tersembunyi seluruhnya atau benda yang ditutup seakan tidak ada benda itu sama sekali.

Periode berikutnya , yaitu periode koordinasi skema, bayi mulai dapat  mencari benda yang tersembunyi di belakang layar. Disini , mulai ada konservasi akan benda : benda itu tetap ada, meskipun tidak kelihatan. Namun bayi masih tetap mencari di tempat ia melihatnya semula. Pada periode eksperimen dan representasi, konsep tentang benda sudah lengkap. Permanensi benda sudah dimengerti

Dan jelaslah bahwa perkembangan skema benda, ruang dan waktu menunjang konsep anak tentang kausalitas.

 

C.II     CIRI – CIRI INTELEGENSI

Piaget menjelaskan beberapa ciri-ciri intelegensi sensorimotor (IS) dalam perkembangan dengan intelegensi operasional.

1.      I S didasarkan pada tindakan praktis, maka hanya dapat diturunkan pada        urutan periode-periode,tetapi tidak pernah dapat kepada representasi menyeluruh .

2.      Sensorimotor hanya membawa sampai pada kepuasan praktis, hanya pada tindakan bukan pengetahuan. Jadi I S adalah intelegensi aksi, bukan refleksi.

7.      Sensorimotor berkaitan dengan entitas real, maka hanya menyangkut jarak yang pendek antara subyek dan obyek.  Oleh karena itu seorang anak tidak dapat mengerti benda yang sangat jauh atau apapun yang sudah terlalu lama dialami.

 

 

BAB III

TAHAP PRAOPERASI

 

Tahap praopersi dicirikan dengan adaya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subyek. Biasanya simbol diungkapkan dengan mengunakan bahasa . pada masa anak dimulai usia 2 tahun.Tahap ini juga di cirikan dengan pemikiran intuitif pada anak.

Dalam bab ini dibahas beberapa unsur dari pemikiran simbolis, bahasa, pemikiran intuitif,dan beberapa ciri tahap praoperasi yang lain

 

A.III    PEMIKIRAN SIMBOLIS ATAU SEMIOTIK

            (USIA 2-4 TAHUN)

Pada usia 2 tahun anak sudah mulai menggunakan simbol sebagai presentasi suatu benda yang tidak ada dihadapannya.

Fungsi semiotik secara jelas tampak dalam gejala berikut :

1.      Imitasi tidak langsung

Pada tahap ini seringkali seorang anak kecil mulai dapat bermain pasar-pasaran sendiri dengan asyiknya . Kue dan barang pasar adalah hasil imitasi anak tersebut sewaktu ikut ibunya membuat kue atau berbelanja kepasar. Barang dan kue sudah tidak ada sewaktu anak tersebut bermain sendirian. Dengan kata lain anak mulai mampu membuat imitasi tidak langsung dari bendanya sendiri, anak dapat mengingat atau mengambarkan secara mental kelakuan sebelumnya (Wadsworth, 1989) Jelas bahwa pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak dobatasi oleh tindakan inderawi sekarang.

 

2.      Permainan simbolis

Pada tahap ini, anak sudah dapat memberikan “nama” pada objek .ketika seorang anak bermain mobil – mobilan dengan balok-balok kayu .Ia akan memberi nama bagian mobil-mobilanseperti nama bagian mobil sungguhan , atau seorang anak putri sudah mulai bermain bonekanya .Ia akan mengakui seakan-akan boneka itu anak atau adiknya .Inilah permainan simbolis . Sifat permainannnya adalah imitatif yang mana bagi anak adalah bentuk komunikasi buat dirinya sendiri dan ia bukan komunikasi dengan orang lain karena seorang anak bukan membuat permainan bagi orang lain..

      

3.      Menggambar

Pada tahap ini anak mulai suka menggambar sesuatu dengan apapun yang bisa ia buat menggambar. Coretan di dinding dengan arang atau pensil bukti awal keinginannya , milanya memng tidak jelas anak inginmenggambar apa , tetapi lama-kelaman gambar nya mulai agak jelas .paling tidakorang dapat mengerti apa yang digambarkan.

Menggambar pada tahap ini merupakan jembatan permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur simbolisnya ada pada “ kesenangan” anak, sedang unsur gambaran mentalnya terletak pada usaha anak untuk mulai meniru sesuatu yang real.

 

4.      Gambaran mental

a. gambaran rerproduktif : gambaran terbatas untuk menunjukan pemandangan atau objek yang telah diketahui sebelumnya.

b. gambaran antisipatoris : gambaran yang menunjukan gerakan , perubahan, atau transformasi meskipun belum pernah dilihatnya.

Piaget menemukan bahwa gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam menggambarkan kembali atau transformasi yang ia amati. Baru ketika usia 7 tahun anak, anak mampu menghadirkan transformasi dan dapat menngantisipasi gambarannya.

5.      Bahasa ucapan

Pada tahap ini yang paling penting dalah anak mulai menggunakan bahasa ucapan. Anak menggunakan suara sebagai representasi benda atau kejadian . mula –mula , anak menggunakan satu kata sebagai satu kalimat, tetapi dengan cepat ia akan mengembangkan kemampuan berbahasa ucapan itu.perkembangan bahasa ini sangat memperlancar perkembangan konseptual anak dan juga perkembangan kognitif anak .

 

 

B.III    BAHASA

1. Perkembangan bahasa

            Menurut Piaget ,perkembangan bahasa pada tahap praoperasi merupakan transisi dari sifat egosentris ke interkomunikasi sosial . saat seorang anak masih kecil, ia berbicara secara lebih egosentris (berbicara dengan dirinya sendiri) namun hal ini berubah saat anak usia 6 –7 tahun . mereka lebih komunikatif dengan teman-temannya .

            masih menurut Piaget, ia menjelaskan bahwa bahasa ucapan itu dipelajari dan bukan terjadi begitu saja motivasi untuk belajar bahasa adalah adanya nilai adaptasi untuk membuat hal itu . 

 

 

 

 

2. Penggunaan bahasa

2.a         Bahasa non komunikatif

2.a 1  Anak meniru apa saja yang ia dengar. Ia menirukan orang lain                                            hanya untuk kesenangannya sendiri tanpa sadar. Dan dilakukan suatu pengulangan.

2.a  2   Anak berbicara sendiri (monolog)

                        2.a  3   Monolog diantara teman-teman .

 

                  2.b   Bahasa komunikatif

Seorang anak mulai mencoba berhubungan dengan orang lain .    Misalnya ia menjelaskan bagaimana mainan berfungsi atau mengkritik temannya, mereka saling menanggapi apa yang dikatakan temannya, meskipun masih sering salah komunikasi.

3 . Bahasa dan Pemikiran

Bagi Piaget perkembangan bahasa didasarkan pada perkembangan operasi sensorimotor . ada perkembangan pararel antara kemampuan koenseptual dengan kemampuan berbahasa , karena bahasa membantu melancarkan konsepsi anak. Perlu dicatat bahwa perkembangan bahasa bukan prasyarat untuk perkembangan kognitif (Wadsworth,1989).

4        Penalaran anak pada Usia 2 – 4 tahun

Ada tiga macam penalaran dalam tahap praorerasi ini  (Ginsburg & Opper , 1988).

1.      Penalaran merupakan ingatan singkat yang pernah dialami.

2.      Keinginan anak dapat mengacaukan jalan pikiran.

3.      Transduktif (campuran antara deduktif dan induktif)

  

C.III    PEMIKIRAN INTUITIF

Pemikiran Intuitifadalah presepsi langsung akan dunia luar tetapi tanpa dinalar terlebih dahulu. Begitu seorang anak berhadapan dengan sesuatu hal, Ia mendapatkan gagasan / gambaran dan langsung digunakan. Dan seorang anak biasanya hanya dapat melihat dari satu segi saja (centred) belum dapat melihat dari pluralitas gagasan (decentred). Apabila beberapa gagasan digabungkan ,pemikiran anak akan kacau .

 

D.III    CIRI – CIRI YANG LAIN

            1. Pemikiran egosentris

2. Adaptasi yang tidak disertai gambaran akurat

3. Reversibilitas belum terbentuk

4.Pengertian kekekalan belum lengkap

5. Klasifikasi figuratif

6.  Relasi ordinal / serial

7.Kausalitas

BAB IV

TAHAP OPERASI KONGKRIT

 

 

Tahap operasi kongkrit (concrete operation) ,ciri –cirinya :

A.    IV TRANSFORMASI REVERSIBEL

Pada tahap ini , seorang anak sudah mulai mengerti proses transformasi (perubahan) . ia dapat mengerti setiaplangkah proses, anak tidak mellihat gagasan berdiri sendiri tetepi sebagai satu kesatuan . misalnya , anak diberikan benda berputar. Ia sudah dapat melihat seluruh proses berputarnya, bukan hanya kedudukan akhir dan kedudukan awalnya (Wadsworth,1989)

Ada dua macam tranformasi reversibel :

1.      Inversi             : Proses transformasi kebalikan.

2.      Resiprok          : Proses transfomasi penceminan

Pada seorang anak usia 7 –8 tahun ada beberapa anak dapat mengira – kira atas jawaban yang dipertanyakan oleh ahli.

 

B.IV SISTEM KEKEKALAN ( KONSERVASI )

Piaget meneliti adanya bermacam-macam tahap perkembangan pengertian kekekalan yaitu :

1. Kekekalan bilangan , seoarang anak usia 5-6 tahun mulai dapat mengadakan tranformasi korenpodensisatu per satu. Misanya, ada 6 dadu dan anak disuruh menghitung , kemudian dadu tersebut diletakkan dalam kotak . Anak akan tahu bahwa dadu tersebut tetap 6, begitu juga saat dadu dimasukkan gelas . Jumlah dadu tetap 6 buah

2.  kekekalan substansi , muncul saat anak usia 7-8 tahun. Seoarang anak sudah dapat mengerti dan menangkap bahwa subtansi (banyaknya) suatu benda itu tetap.

3.      Konservasi panjang , Seorang anak dihadapkan pada 3 buah tongkat yang samapanjangnya. (A) tongkat lurus. (B) tongkat yang dipotong-potong. (C) tongkat berbentuk zig-zag . anak sudah memahami kalau tongkat itu sama panjang.

4.      Kekekalan luas , anak sudah dapat membedakan gagasan mengenai luas bujursangkar dengan disatukan dan bujur sangar yang dipisahkan jaraknya.

5.      Kekekalan berat , seorang anak sudah dapat mengenal subtansi dari misalnya tanah liat , dibentuk apapun tanah liat itu volumenya tetap.

6.       Kekekalan volume,ini terjadi pada usia 11 –12 tahun dengan percobaan air dan tanah liat. Air dalam gelas dimasuki tanah liat yang sudah dikeraskan . saat tanah liat masuk volume air naik. Anak pada tahap sebelumnya akan mengira airnya yang bertambah bukan karena tanah liat .

 

C.IV    CIRI CIRI PEMIKIRAN OPERASI KONKRIT YANG LAIN

            1. Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh

            2. Melihat dari berbagai macam segi

            3. Seriasi  : proses mengatur unsur –unsur menurut semakin besar kecilnya

                         unsur –unsur tersebut .

4.Klasifikasi

5. Bilangan

6. Ruang , waktu dan kecepatan

7.      Kausalitas

8.      Probalitas

9.      Penalaran

10.   Egosentrisme  dan Sosialisme

 

 

BAB V

TAHAP OPERASI FORMAL

      

Tahap Operasi Formal , merupakan tahap terakhir dari perkembangan  kognitif anak menurut Piaget. Pada tahap ini anak mulai berpikir dengan logis , berpikir teoritis formal berdasarkan proposisi –proposisi dan hipoteis, serta dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang diamatisaat itu. (Piaget & inhelder ,1969; Piaget , 1981). Pada tahap ini logika remaja mulai berkembang dan digunakan . cara berpikir abstrak mulai dimengerti ia mulai suka membuat teori tentang segala sesuatu yang dihadapi. Pikirannya sudah melampaui waktu dan tempat, tidak hanya terikat pada hal yang sudah dialami, tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang karena dapat berpikir secara hipotesis.

Menurur Ginsburg dan Opper (1988) , seseorang pada tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang tinggi.

Sehingga dapat berpikir secara fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yanng kompleks.

 

A.V     PEMIKIRAN DEDUKTIF HIPOTESIS   

Pemikiran deduktif adalah pemikiran yang menarik kesimpulan spesifik dari sesuatu yang umum . Hipotesis adalah kemungkinan, jadi seorang remaja dapat menarik kesimpulan dari hipotesanya yang ia dapat dari premis –premis yang benar dan kadang ia asumsikan tidak perlu berdasarkan kenyataan yang real .

Namun Ginsburg & Opper (1988) menjelaskan bahwa dengan adanya model logika ,tidak berarti bahwa setiap remaja dalam tahap ini memang sungguh-sungguh menguasai model –model logika secara eksplisit. Dalam teorinya Piaget tidak menggunakan logika untuk menguraikan penngetahuan ekplisit remaja, tetapi lebih untuk melukiskan struktur pemikiran remaja. Dimana model ini lebih untuk menggarisbawahi aktivitas remaja.. pemikiran logis itu lebih menjelaskan kompetensi para remaja, bukan kenyataan remaja, Piaget dapat mendeteksi adanya pemikiran logis itu.Meskipun para remaja sendiri pada kenyatanya tidak tahu atau belum menyadari bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain model logis lebih merupakan kesimpulan .

Beberapa ciri pemikiran deduktif hipotesis

1.      Sistem kombinasi

2.      Kombinasi Objek-objek dan Proposisi

 

 

B.V     PEMIKIRAN INDUKTIF SAINTIFIK

Pemikiran Induktif Saintifik adalah pengambilan kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang khusus.

Pada tahap ini anak sudah mulai membuat hipotesis , menentukan eksperimen, menentukan variabel kotrol,mencatat hasil, dan menarik kesimpulan.termasuk dalam pemikiran ini adalah pengertian akan kombinasi (Wa            dsworth,1989).

 

 

C.V     PEMIKIRAN ABSTRAKSI REFLEKTIF

MenururtWadsworth, abstraksi reflektif adalah abstraksi yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan metematis –logis, yaitu suatu abstraksi tidak langsung terhadap objek itu sendiri . hal ini karena seseorang melakukan suatu tindakan terhadap objekitu.  

Menurut Piaget, pemikiran analogi dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif seperti ini karena pemikiran itu tidak dapat disimpulkan dari pengalaman (Wadsworth,1989),. Misalnya hubungan ayam dengan bulu, seperti manusia dengan rambut.

 

 

D.V     SKEMA – SKEMA OPERASI FORMAL

Usia 11 – 12 tahun , skema seorang remaja sudah terbentuk , termasuk pengertian – pengertian proporsional, sistem ganda, pemahaman ekuilibrium hidristatis dan bentuk probalitas tertentu (Piaget & Indelder, 1969).

1.      Proporsi  : pemikiran untuk membandingkan dua hal atau membagikan

                       antara dua hal.

2.      Sistem Referensi Ganda  : pemikiran untuk membandingkan bahwa  ada

                                               dua proses pada operasi benda .

3.      Keseimbangan Hidroststis

4.      Pengertian Probalitas

5.      Dua Reversibilitas   

 

 

E.V      CIRI – CIRI PEMIKIRAN YANG LAIN

            Pemikiran remaja menurut Piaget

1.      Remaja lebih mengutamakan posibilitas dari pada realitas. Pada remaja melihat segala kemungkinan yang dapat terjadi dipertimbangkan dalam interpretasi.

2.      Sifat kombinatoris, remaja mempertimbangkan segala macam kombinasi dari unsur – unsurnya . dalam percobaan pada pendulum, remaja membuat kombinasi panjang, berat dan tinggi. Kombinasi-kombinasi itu dipikirkan.

3.      Pemikiran remaja mencapi suatu kedudukan ekuilibrium yang maju di mana dapat secara efektif berhadapan dengan berbagai macam persoalan . Strukur pemikiran rermaja sudah cukup mantap untuk berasimilasi dengan situasi yang baru.

4.      Karena remaja dapat menghadapi persoalan dengan bermacam-macam cara dan prespektif,remaja lebih fleksibel dalam menghadapi persoalan. Remaja tidak terpaku pada suatu metode pemecahan saja karena itu remaja jarang menghadapi hasil diluar dugaan karena semua kemungkinan sudah dipikirkan.

5.      Remaja kadang egosentris dalam pikirannya, karena pemikirannya sebatas apa yang dia pikirkan.Misalnya , emosional        

 

 

ddddd

 

 

 

 

 


Daftar Pustaka

1. Dr . Paul Suparno . 2001; “All of sub”  Teori  Perkembangan Kognitif Piaget ; penerbit Kanisius ,cet I.

2. F. J Monk AMP, Siti Rahayu 1982 ;  Psikologi Perkembangan ; Gajah Mada Universitas  Yogyakarta Press , cet I.

 

 

 

 

 

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.